Sunday, June 29, 2014

HAMA DAN PENYAKIT

HAMA DAN PENYAKIT

Hama

1) Tungau/kutu perisai
Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak;
bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun. Pengendalian: digosok
dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh
insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
2) Semut
Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan.
Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar
rak/sebaiknya pot digantung.
3) Belalang
Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis
belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendalian: segera
semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya
sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
4) Trips
Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercak
abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak
menarik. Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot
insektisida.
5) Kutu babi
Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang
tunas daun. Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu babi dari pot
anggrek.
6) Keong
Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian: dalam jumlah sedikit
cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak
dengan bubuk prusi.
7) Red Spider
Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning dan
lama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan
menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila
banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
8) Kumbang
Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek
batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar;
Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek. Pengendalian:
menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida
sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan
jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
9) Ulat daun
Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang
mekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dapat dibunuh dengan
tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik; tanaman yang telah
diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.
10) Kepik
Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik
putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak
berhijau daun lagi. Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seperti untuk
membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.
11) Kutu tudung
Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati.
Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.

Penyakit

1) Penyakit buluk
Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji
anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala: biji anggrek tidak mampu
berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yang telah
tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian: pada awal
serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan
dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari
botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.
2) Penyakit rebah kecambah
Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran
penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan
daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke
bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati.
Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai
musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan
fungisida.
3) Penyakit bercak coklat
Kecambah jenis Phalaenopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada
cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun.
Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini.
Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluas
ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini
sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian: sangat sulit
penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain
kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
4) Penyakit bercak hitam
Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat
yang tidak sterill. Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman
yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga
ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian.
Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkan
fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
5) Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala: akar leher membusuk mencapai
rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan
bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian: semua bagian tanaman
yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
6) Penyakit layu
Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium. Gejala: mirip serangan penyakit
busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna
ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan
pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian: bagian yang
terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera
dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan
terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.
7) Penyakit busuk
Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna
coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengendalian: bagian
tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot
didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene
0,5 % selama 1 jam.
8) Penyakit bercak coklat
Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian
tanaman. Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan
fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
9) Penyakit busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora. Gejala: daun dan akar membusuk serta
berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi
batang, penyebarannya agak lambat. Penanggulangan: peralatan kebun harus
steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot
tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
10) Penyakit bercak bercincin
Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum). Gejala: timbul
lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian:
hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta
menstrerilkan semua alat potong.
11) Penyakit Cymbidium
Penyebab: virus Mozaic Cymbidium. Gejala: semula berupa bercak kekuningan
lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya,
bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian
jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali
menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian: hanya bersifat
pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan
segala alat yang dipakai.
12) Penyakit busuk hitam
Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora. Gejala: muncul warna kehitaman
pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati. Pengendalian:
semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan,
Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter
air.

No comments:

Post a Comment