KULTUR POLLEN ANGGREK CATTLEYA PADA MEDIA YANG MENGANDUNG FORMULASI 2.4-D BERBEDA
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Cattleya
merupakan salah satu genus anggrek yang cukup diminati karena pada umumnya
ukuran bunganya besar dan berwarna indah. Jumlah kuntum bunga Cattleya
berjumlah 1-2 kuntum bunga dan berukuran besar. Diameter bunga 5- >15cm. Daya tahan bunga kurang dari 1
minggu bila tidak dipotong dan kurang lebih 3-4 hari bila digunakan sebagai
bunga potong. Tipe bunga tunggal dengan bentuk bunga bulat.
Teknik
membuat anggrek mini dengan kultur anther merupakan peluang yang sangat baik. Anggrek dengan genetik haploid (1n) yang dihasilkan
melalui kultur anther, memiliki bentuk lebih kecil jika dibandingkan dengan
anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan
tanaman anggrek mini dengan bunga yang mini pula, selain itu dengan kultur
anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal
tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan.
B.
Tujuan
1.
Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh beberapa formulasi ZPT yang berbeda terhadap induksi
kalus pada kultur anther anggrek Cattleya.
2.
Mengetahui takaran 2.4-D yang
optimum untuk pertumbuhan kalus hasil kultur anther Cattleya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Anggrek merupakan salah satu komoditas
tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat. Selain bentuk bunganya yang
cantik dan begitu beragam, tanaman ini juga tahan deraan lingkungan. Permintaan
pasar domestik maupun internasional akan anggrek cenderung terus meningkat dari
waktu ke waktu (BPS, 2002-2006). Anggrek banyak dipergunakan untuk berbagai
keperluan seperti upacara keagamaan, hiasan, dan dekorasi ruang. Meski
demikian, manfaat utama anggrek adalah sebagai tanaman hias yang dinikmati
keindahan bunganya.
Suku Orchidaceae
(anggrek) merupakan salah satu suku tumbuhan
berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Variasi yang ada pada tanaman ini
merupakan salah satu keunggulan yang memungkinkan untuk dibuat hibrida-hibrida
baru. Macam variasi yang ada pada anggrek salah satunya terletak pada bentuk
bunga, jumlah kuntum, ukuran, dan warna kuntum juga terlihat keragaman yang
cukup banyak (Sastrapradja et al., 1977).
Salah
satu upaya untuk meningkatkan mutu bunga anggrek atau mendapatkan kultivar baru
adalah dengan menyilangkan antar tetua yang mempunyai karakter-karakter
tertentu. Oleh karena itu pemuliaan anggrek diupayakan untuk memperluas
keragaman genetik pada bentuk dan warna yang unik, disenangi konsumen
(Soedjono, 1997).
Cattleya merupakan salah satu genus
anggrek yang cukup diminati karena pada umumnya ukuran bunganya besar dan
berwarna indah. Jumlah kuntum bunga Cattleya berjumlah 1-2 kuntum bunga
dan berukuran besar. Bunga terdiri dari sepal, petal, labellum, dan column.
Column terdiri dari anther, stigma, dan ovary. Di dalam anther terdapat
kumpulan polen (pollinia). Panjang tangkai bunga termasuk pendek. Diameter
bunga 5- >15cm. Daya tahan bunga
kurang dari 1 minggu bila tidak dipotong dan kurang lebih 3-4 hari bila
digunakan sebagai bunga potong. Tipe bunga tunggal dengan bentuk bunga bulat
(Darmono, 2008).
Klasifikasi Cattleya adalah sebagai berikut (Anonim, 2010) :
Kingdom : Plantae
Division : Angiosperms
Subdivision : Monocots
Order : Asparagales
Family : Orchidaceae
Subfamily : Epidendroideae
Tribe :
Epidendreae
Subtribe : Laeliinae
Alliance :
Cattleya
Genus : Cattleya
Dalam
kultur jaringan, terdapat teori yang biasa disebut totipotensi (total genetik
potensi). Teori tersebut menyatakan bahwa setiap sel mengandung rangkaian
genetik yang lengkap untuk dapat tumbuh menjadi tanaman yang lengkap. Berarti
setiap sel apapun dapat tumbuh menjadi tanaman yang lengkap dan sempurna.
Berdasarkan hal tersebut maka sel gamet dapat juga dikulturkan dan dapat tumbuh
menjadi tanaman yang lengkap. Hanya bedanya karena sel gamet merupakan sel
dengan genetik 1n maka tanaman yang tumbuh merupakan tanaman yang mempunyai
genetik 1 n. Konsekuensinya penampakan atau ukuran tanaman anggrek tersebut
akan menjadi lebih kecil (Flora, 2010).
Tanaman
monohaploid dapat digandakan jumlah kelipatan kromosomnya dengan pemberian
kolkisin. Kromosom yang semula n, bisa menjadi 2n, 4n, dan kelipatannya
sehingga diharapkan bunganya menjadi besar dari ukuran biasanya.
Kultur
anther dimulai dengan tahapan pembentukan kalus. Bila kalus telah terbentuk,
dilanjutkan pada tahap untuk menumbuhkan plantet. Metode penumbuhan planlet ada
2, yaitu (Flora, 2010):
1.
Metode 0ne Step Method adalah metode dimana media
tersebut sanggup menumbuhkan eksplan melalui kalus terus menjadi plantula,
contohnya pada medium VW untuk kultur jaringan anggrek.
2.
Metode Two Steps Method adalah metode yang digunakan
untuk menumbuhkan plantet menjadi plantula dengan pindah media , karena pada
media pertama hanya terbentuk kalus, kemudian mogok tidak berkembang menjadi
tunas atau akar. Setelah terbentuk kalus, kalus dipindahkan ke media baru
dengan tujuan agar tejadi pertumbuhan yang sempurna.
Zat-zat tambahan yang dibutuhkan pada media induksi kalus dan media
diferensiasi (menumbuhkan kalus menjadi plantula) berbeda-beda. Zat tambahan
atau hormon untuk induksi kalus adalah 2,4D atau NAA pengganti 2,4D. Sedangkan
untuk media diferensiasi adalah kombinasi sitokinin dan auksin, 2,4D tidak
digunakan dan kadar sukrosanya dikurangi.
Kultur
anther memilki kelemahan dan kelebihan, yaitu (Muslim, 2009):
1.
Keuntungan: teknik isolasinya lebih mudah, dapat
menghasilkan tanaman dengan jumlah kromosom yang bervariasi (n, 2n dan 3n).
2.
Kerugian : Tanaman yang diperoleh bermacam-macam karena
kemungkinan tanaman tersebut berasal dari jaringan lain seperti jaringan
tapetum (3n), atau jaringan penyambung (conective tissue), sehingga masih perlu
tahapan seleksi.
Tanaman monokotil menggunakan media MS sebagai media
dasar kultur anther. Selain MS, dikembangkan pula beberapa media lain misalnya
media N6. ZPT yang digunakan adalah 2mg/l NAA dan 0.5 mg/lkinetin. Menurut Hird
et.al., (1994), kalus mulai terbentuk
setelah kultur diinkubasi selama kurang lebih 3 minggu dalam ruang gelap
(25+2)°C. Proses inisiasi dedifernsiasi butir sari atau mikrospora terjadi di
dalam anther yang dikulturkan in vitro.
Metabolit yang dihasilkan dari tapetum akan memasuki ruang anther dan
memberikan nutrisi untuk perkembangann mikrospora serta melingkupi embrio atau
kalus muda yang terbentuk.
Faktor-faktor yang menentukan hasil akhir kultur anther (Sandra, 2008):
1. Kondisi tanaman donor, tanaman donor harus dalam kondisi sehat.
2. Umur tanaman donor, sebaiknya anther berasal dari awal pembungaan atau
bunga yang masih kuncup.
3. Metode sterilisasi : Anther
disterilisasi terlebih dahulu ke dalam larutan klorox 5% selama 7 menit, bilas
dengan air steril. Sel jantan (serbuk sari) diisolasi dari anthernya lalu
ditanam ke dalam media kultur.
4. Kondisi ruang inkubasi : Temperatur ruang yang dibutuhkan 250-280C.
Media
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya jaringan tanaman. Selain
sebagai tempat tumbuh, media tanam juga merupakan sumber penyedia unsur hara
dan zat-zat lain yang diperlukan eksplan untuk tumbuh. Pada dasarnya, komposisi utama media terdiri dari
hormon (zat pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur yang biasanya terdapat di dalam
tanah yang dikelompokkan ke dalam unsur makro dan unsur mikro.
III.
BAHAN DAN METODE
Praktikum dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dari bulan
April sampai Mei 2010. Bahan tanam yang digunakan adalah Anther steril anggrek Cattleya. Media dasar yang digunakan
adalah Murashige dan Skoog (MS) dengan ZPT yang
digunakan adalah 2,4-D.
Bunga Cattleya dikumpulkan dari tanaman setelah semua persiapan
untuk budidaya di laboratorium dibuat. Bunga disterilkan dalam cawan petri yang
mengandung agen mensterilkan klorox
5% selama 7 menit, kemudian dibilas dengan air steril. Bunga disterilkan kembali dalam klorox 10% selama 10 menit kemudian
dibilas kembali dengan air steril. Sel jantan (pollinia) diisolasi dari anther lalu ditanam ke dalam media
kultur. Terdapat 5 perlakuan dengan takaran
2.4 yang berbeda, yaitu: 0mg/l, 0.5mg/l, 1mg/l, 1.5mg/l, dan 2mg/l. Masing-masing
perlakuan dibuat 3 ulangan. Satu polinia untuk masing-masing botol kultur. Kultur
ditempatkan pada medium yang sesuai dan diinkubasi pada 25 ° C dalam
kegelapan untuk menginduksi kalus dari anther. Setelah berumur sekitar 2 minggu, kultur dialihkan ke cahaya
(intensitas dari sekitar 300 lux). Pengamatan dilakukan terhadap jumlah polinia
yang membentuk kalus serta waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kalus,
sturktur, dan warna kalus.
IV.
HASIL DAN
PENGAMATAN
Cattleya
merupakan salah satu genus anggrek yang cukup diminati karena pada umumnya
ukuran bunganya besar dan berwarna indah. Kuntum bunga Cattleya
berjumlah 1-2 kuntum bunga dan berukuran besar. Bunga terdiri dari sepal,
petal, labellum, dan column. Column terdiri dari anther, stigma, dan ovary. Di
dalam anther terdapat kumpulan polen (pollinia). Diameter bunga 5- >15cm. Tipe bunga tunggal dengan bentuk
bunga bulat. Variasi yang ada pada tanaman ini merupakan salah satu
keunggulan yang memungkinkan untuk dibuat hibrida-hibrida baru. Macam variasi
yang ada pada anggrek salah satunya terletak pada bentuk bunga, jumlah kuntum,
ukuran, dan warna yang cukup beragam.
Perakitan
tanaman baru dalam kegiatan pemuliaan tanaman Anggrek umumnya memerlukan waktu
beberapa tahun. Pemuliaan secara konvensional dimulai dengan penyerbukan silang
untuk mengkombinasikan sifat-sifat tetua yang diinginkan hingga bersifat seragam.
Cara ini tergolong sangat lama dilakukan, sehingga untuk mempercepat perakitan
tanaman baru, dapat dilakukan secara in vitro dengan kultur pollen. Pollen
biasa juga disebut kepala sari, pada hakekatnya, pada kultur pollen yang
diharapkan perkembangannya adalah kultur pollennya. Pada anggrek, polen merupakan
sekumpulan massa polen (polinia) yang terdapat di dalam anther, dan anther
terdapat di dalam column. Dengan kultur anther, akan dapat dihasilkan tanaman
monohaploid.
Dalam
kultur jaringan, terdapat teori yang biasa disebut totipotensi (total genetik
potensi). Teori tersebut menyatakan bahwa setiap sel mengandung rangkaian
genetik yang lengkap untuk dapat tumbuh menjadi tanaman yang lengkap. Berarti
setiap sel apapun dapat tumbuh menjadi tanaman yang lengkap dan sempurna.
Berdasarkan hal tersebut maka sel gamet Anggrek (pollen) dapat juga dikulturkan
dan dapat tumbuh menjadi tanaman yang lengkap. Hanya bedanya karena sel gamet
merupakan sel dengan genetik 1n maka tanaman yang tumbuh merupakan tanaman yang
mempunyai genetik 1 n. Konsekuensinya, penampakan atau ukuran tanaman anggrek
tersebut akan menjadi lebih kecil. Teknik membuat anggrek mini dengan kultur
anther merupakan peluang yang sangat baik. Anggrek
dengan genetik haploid (1n) yang dihasilkan melalui kultur pollen, memiliki
bentuk lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan
demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini dengan
bunga yang mini pula, selain itu kultur pollen juga berpeluang memunculkan
sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup
oleh yang dominan. Keuntungan dari kultur pollen adalah teknik isolasinya lebih
mudah dan dapat menghasilkan tanaman dengan jumlah kromosom yang bervariasi (n,
2n dan 3n).
ZPT 2.4-D merupakan auxin kuat
yang sering digunakan secara tunggal untuk menginduksi kalus dari berbagai
jaringan tanaman. Dengan adanya perlakuan formulasi ZPT yang berbeda terhadap
induksi kalus, maka hasil induksi kalus juga akan berbeda. Dengan demikian,
dapat diketahui takaran 2.4-D yang optimum untuk pertumbuhan kalus hasil kultur
anther Cattleya.
Tabel1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Kalus
No
|
Perlakuan 2,4-D (mg/l)
|
Pertumbuhan Kalus/ Minggu
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
0
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
0.5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3.
|
1.0
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.
|
1.5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
|
2.0
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Berdasarkan
tabel1 hasil pengamatan pertumbuhan
kalus di atas, dapat dilihat bahwa sampai akhir pengamatan yaitu 5 mingu
setelah inokulasi, eksplan belum menunjukkan respon pertumbuhan kalus. Eksplan
masih tetap seperti kondisi saat awal penanaman. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa
faktor yang di antaranya adalah: kondisi tanaman donor yang kurang sehat, umur bunga yang terlalu muda
atau terlalu tua, dan kemungkinan pertumbuhan kalus dari pollen Anggrek
memerlukan waktu lebih dari 5 minggu.
Tabel2. Hasil Pengamatan Kontaminasi
No
|
Perlakuan 2,4-D (mg/l)
|
Jumlah Botol
|
Persentase kontaminasi (%)
|
|
Awal
|
Akhir
|
|||
1.
|
0
|
3
|
3
|
0
|
2.
|
0.5
|
3
|
3
|
0
|
3.
|
1.0
|
3
|
2
|
33.33
|
4.
|
1.5
|
3
|
3
|
0
|
5.
|
2.0
|
3
|
2
|
33.33
|
Berdasarkan table 2 hasil pengamatan kontaminasi, tingkat kontaminasi rendah.
Untuk perlakuan 2.4-D (0, 0.5, dan 1.5) mg/l, persentase kontaminasi 0%,
sedangkan untuk perlakuan (1.0 dan 2.0) mg/l, persentase kontaminasi 33.33%. Kontaminasi
disebabkan oleh proses sterilisasi pollen yang kurang baik sehingga eksplan masih
dapat ditumbuhi jamur dan bakteri gambar3 dan gambar4.
V.
KESIMPULAN
1. Eksplan
pollen Anggrek belum menunjukkan respon pada minggu ke-5 setelah inokulasi.
2. Tingkat
kontaminasi rendah dengan persentase kontaminasi sebagai berikut:
-
0% untuk perlakuan 2.4-D (0, 0.5, dan 1.5) mg/l dan
-
33.33% untuk perlakuan (1.0 dan 2.0) mg/l.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Kultur Anther. <http://kultur-anther.html>. Diakses tanggal 6
April 2010.
Flower,
E. 2010. Kultur Anther. <http://kultur-jaringan.htm>. Diakses
tanggal 6 April 2010.
Hird,
D.L., D. Worral, R. Hodge, S. Smartt, W. Paul, and R. Scoot. 1994.
Characterisation of Arabidopsis thaliana
anther specific gene which shares sequence similary with ß-1,3-glucanases.
Cambride Univercity, UK
Muslim.
2009. Teknik Mendapatkan Tanaman Haploid secara In Vitro. <teknik-mendapatkan-tanaman-haploid.html>. Diakses
tanggal 6 April 2010.
Sandra.
2008. Teknik Persilangan. <http://index.php.htm>.
Diakses tanggal 6 April 2010.Sastrapradja, S., Irawati, dan R.E. Nasution. 1977.
Evaluasi dan Pemanfaatan Anggrek-Anggrek Alam Indonesia. Buletin Kebun Raya 3: 17-20.
Soedjono,
S. 1997. Pemuliaan Tanaman Anggrek.
Buku Komoditas No. 3, Balai Penelitian Tanaman Hias, Puslit Hortikultura. Badan
Litbang Pertanian, Jakarta.